Sabtu, 26 Juli 2014

Entri Prolog SK: Future Fate

“Uagh . . .”, ucap salah seorang pemuda saat menghembuskan nafas terakhirnya. Bersama dengan dua temannya, mereka telah mati terkena sabetan pedang gadis itu. Terbukti dengan noda darah mereka yang mengucur di pedangnya.
“Tes..,tes..”
Darah yang mengalir itu pun berhenti dari pedang tersebut, seakan ada sihir yang memurnikannya. Gadis itu kemudian berjalan ke arahku sambil menggenggam pedang yang masih belum disarungkannya.
“Terima kasih telah menolongku”, ucapku dengan rasa takut dicampur perasaan letih. Yap, saat ini aku masih duduk sambil bersandar di batu besar yang berada di belakangku. Akan tetapi, gadis itu tetap berjalan dan terus menuju ke arah tempat dimana aku berada. Langkahnya semakin dekat dan dekat, sementara aku masih tersudut di batu itu. Dan ketika dia berada persis di depanku sambil mengacungkan pedangnya, dia berkata :
“Apa kau ‘sama’ dengan mereka?”
      Mungkin dia pikir aku sama seperti para pemuda yang dibunuh olehnya. Para pemuda jahat yang tadi sempat bertarung denganku, hingga membuat aku kewalahan dan babak belur saat ini. Tentu aku pikir jawabannya tidak. Tapi, entah kenapa aku mengerti maksudnya. Yaitu, sesuatu yang mirip dengan mereka.
“Ya, tentu saja”, jawabku dengan lugas
“Apa kau tahu maksudku?”, tanya gadis itu lagi
“Apa kau kira aku lugu?”, tanyaku seakan menghapus keraguannya
“Kalau begitu, kau berhak untuk mati”, jawabnya sambil mengambil posisi menebas
      Kemudian pedang itu seakan menghitam layaknya sihir yang membungkusnya. Sontak aku berkata :
“Tunggu, masih ada yang harus kulakukan !”
      Gadis itu kemudian menaruh pedang di sarungnya dan berkata :
“Apa maksudmu?”
“Saat ini, aku hidup karena aku memiliki satu tujuan”
“Walaupun begitu, ini adalah tugasku untuk membunuhmu”
“Kumohon, biarkan aku hidup”

“Kalau begitu, jadilah tawananku”

Tidak ada komentar :

Posting Komentar